Perbedaan Konflik Fungsional dan Disfungsional |
Apa Itu Konflik
Ketika membicarakan tentang konflik, kebanyakan orang akan langsung berpikir tentang kondisi suatu negara yang di dalamnya sedang terlibat pertikaian atau pun kondisi buruknya. Ketahuilah, konflik tidak selamanya seperti itu. Jika dilihat dari pengertiannya, konflik adalah kondisi dimana tujuan atau kepentingan dari suatu kelompok atau perorangan, tidak sesuai dengan tujuan atau kepentingan dari suatu kelompok atau perorangan yang lain,
Jika membahas dari lingkup pengertiannya yang luas, konflik ini memang bisa ditujukan pada hal hal kecil. Sebagai contoh, seorang ayah menginginkan anak nya menjadi seorang dokter dengan masuk ke jurusan kedokteran setelah lulus SMA. Tapi disisi lain, seorang anak merasa bahwa dirinya memiliki jiwa seni tinggi sehingga merupakan hal yang lebih tepat jika dirinya masuk ke jurusan seni rupa.
Disini konflik sudah tercipta karena kepentingan dan keinginan sang ayah tidak sesuai dengan kepentingan dan keinginan sang anak. Sekarang, lingkup luas dari konflik ini telah lebih jelas bukan?
Perbedaan Konflik Fungsional dan Disfungsional
Setelah mengetahui apa itu konflik, sekarang lah waktu yang tepat untuk mengetahui perbedaan konflik fungsional dan disfungsional. Sama seperti sebelumnya, mari pahami terlebih dulu arti dari istilah fungsional dan disfungsional. Berikut arti dari kedua istilah tersebut :
1. Fungsional
Jika mengatakan tentang hal dengan istilah fungsional, dipastikan hasil akhirnya adalah suatu kondisi yang membangun atau positif. Jadi intinya, suatu hal bisa dikatakan fungsional jika yang terjadi menghasilkan suatu hasil positif atau membangun.
2. Disfungsional
Jika fungsional memiliki arti membangun atau positif, disfungsional jelas memiliki arti sebaliknya. Untuk itu, dapat dijelaskan bahwa disfungsional adalah suatu kondisi dimana hasil akhirnya adalah negatif atau tidak membangun sama sekali.
Baca Juga : Pengertian Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), Fungsi Komponen, dan Sasaran nya
Setelah arti dari istilah fungsional dan disfungsional jelas, mari sambungkan makna tersebut dengan istilah konflik yang dijelaskan. Telah dijelaskan bahwa konflik adalah kondisi ketidaksesuaian antara 2 kubu. Jadi jika dijabarkan, konflik fungsional adalah kondisi dimana ketidaksesuaian tersebut menghasilkan suatu hasil positif atau membangun sedangkan konflik disfungsional adalah kondisi dimana ketidaksesuaian tersebut menghasilkan suatu hasil negatif atau tidak membangun.
Untuk lebih memahami lagi tentang perbedaan konflik fungsional dan disfungsional, mari lanjutkan contoh konflik orang tua dan anak seperti yang dijelaskan pada arti istilah konflik. Pada kondisi seperti itu, konflik yang tercipta bisa menjadi konflik fungsional jika jurusan kuliah yang diambil bisa membuat sang anak nyaman, sang ayah bangga dengan anaknya, dan hubungan keduanya pun kian dekat.
Tapi, konflik yang tercipta bisa menjadi konflik disfungsional jika jurusan kuliah yang diambil malah membuat sang anak merasa tidak nyaman, sang ayah tidak menaruh kebanggan pada anaknya, dan hubungan keduanya pun kian renggang.
Sekarang, bayangkan perbedaan kedua konflik tersebut di sebuah perusahaan atau kelompok. Jika konflik fungsional terus terjadi di sebuah kelompok atau perusahaan, tentu dampaknya akan positif. Sedangkan sebaliknya, dampak negatif akan tercipta jika sebuah perusahaan atau kelompok terus mengalami konflik disfungsional.
Bagaimana, mudah bukan untuk memahami perbedaan konflik fungsional dan disfungsional ini?
No comments:
Post a Comment